Dulu, aku adalah pengguna diary. Tiada hari kulewati tanpa kutuliskan dalam sebuah buku kecil yang sudah kulabeli sebagai buku diary. Apa itu menyenangkan? Ya. Tapi dulu.
Sekarang aku terlalu malas untuk menulis di sebuah lembaran kertas yang pada akhirnya hanya ku coreti saja. Terlalu manual menurutku, dan tidak keren jika di zaman sekarang diary masih di gunakan padahal sudah punya laptop.
Dan diary terlalu mencolok jika harus kubawa kemana-mana. Dari tampilannya saja sangat terlihat jika itu adalah buku diary. Lucu rasanya aku mengatakan ini padahal dulu aku adalah pengguna diary.
Tapi memang pada kenyataannya aku ini hanya pemalas. Aku terlalu malas untuk menulis di atas kertas. Tidak ada masalah apapun pada buku diary, masalahnya hanya aku yang terlalu malas.
sebenarnya jika kupikirkan sekarang, diary adalah tempat yang sangat pas untuk menuliskan semua rancangan hidup yang akan kujalani.
Dulu aku hanya menganggap bahwa diary adalah tempat rahasia untuk menuliskan semua aib-aibku. Ah sempit sekali pemikiranku.
Kini aku sadar kalau diary tidak seburuk itu, ia tidak hanya menyimpan rahasia yang tidak boleh diketahui oleh semua orang, tapi ia bisa menjadi pengingat dimana ketika aku lupa tentang tujuanku dalam hidup ini.
Sayangnya, aku baru menyadari hal itu sekarang, di detik ini ketika aku tengah menuliskannya. Sehingga tidak ada tujuan hidup yang tertulis yang bisa ku jadikan sebagai contoh.
Padahal dalam otak, semua impian sudah terjajar rapi sehingga aku berfikir untuk apa sih buku diary? Namun aku terlalu sombong, bukankah aku ini pelupa akut? Ya. Apalagi ketika banyak hal yang sedang kupikirkan, maka impian yang sudah ku tata mendadak ambyar.
Alhasil, tidak ada perubahan dalam hidupku. Selain dari perubahan yang waktu dan keadaan lakukan, aku hanyalah aku yang tidak berkembang.
Untuk itu aku sangat menyarankan terutama bagi kamu yang memiliki ingatan yang buruk sepertiku, diary adalah teman terbaik sebagai pengingat dan penyimpan impianmu, asal kamu mulai menulis.
Namun jika kamu terlalu malas untuk menuliskannya seperti diriku ini, kamu bisa berkreasi dengan aplikasi yang membantumu membuat list impianmu. Tidak perlu memakai diary.
Aku saat ini juga mulai menggunakan aplikasi penunjang untuk membuat diaryku sendiri, sehingga aku tidak bosan dan jenuh.
Dan merangkai semua impianku dengan penuh warna.
Berikut adalah impian-impian yang seharusnya dari dulu kutulis dan mulai menggapainya satu-persatu :
Atau jika kamu ingin lebih seru dan menantang, kamu bisa tuliskan semua impianmu di buku diary, dan mulai mencoretnya satu per satu apabila impianmu ada yang terwujud.
Aku berfikir itu adalah hal yang sangat menyenangkan, pasti ada kepuasan tersendiri yang bisa aku rasakan saat itu.
Tentunya aku akan kembali menulis diary, namun bukan sebagai penyimpan aib-aibku. Tapi sebagai penyimpan mimpi-mimpi yang harus aku capai.
Untuk metodenya, antara mengetik atau menulis, kurasa aku pilih keduanya. Karena aku membutuhkannya.
Jika mengetik saja pasti suatu saat aku juga akan merasakan kejenuhan, jadi menulispun akan kulakukan meski tidak sesering dan sebanyak dulu, ketika aku masih menjadi pengguna diary.
Ada aplikasi canva yang bisa membantuku untuk mengkreasikan buku diary baruku. Banyak pilihan template yang bisa kugunakan disana. Dan mimpiku pun bisa terukir indah.
Inspirasi kembali ber-diary
- Tidak adanya perubahan terhadap diri
Ini yang aku rasakan ketika aku tidak menuliskan target-target dalam impianku. Tidak adanya pemicu yang melecut diri untuk terus berkembang membuatku abai dan terlena, hingga sampai saat ini ya segini-segini aja, miris ya hehe
Apalagi usia udah masuk ke 20 an, lengkap sudah pikiranku mulai melayang-layang ke ranah yang serba negative.
Jika harus dibandingkan dengan teman-temanku, apalah aku. Kadang heran sama mereka yang sudah berhasil menjadi seseorang, suka nanya ke diri sendiri ‘kok aku nggak gitu ya?’ wkwkw
- Ingin membuat target
Karena selama ini target yang kubuat hanya tersimpan dalam otak dan kenyataan bahwa aku ini pelupa membuatku sulit untuk mencapai setidaknya satu dari ribuan target yang kususun.
Untuk itu, sekarang aku mulai menantang diri sendiri untuk membuat target dalam bentuk tulisan, atau editan di canva.
Yakinnya si, aku bakalan terpecut. Mudah-mudahan itu jadi kenyataan.
- Terinspirasi membuat planner
Aku baca tulisan kak puput nih tentang Planner gitu. Tulisannya bagus dan aku terinspirasi dari tulisan beliau.
Sebuah catatan untuk membuat rencana, bagiku untuk membuat rencana hidup dan impian-impian yang dituju.
Dari tulisan beliau juga ada tata cara pembuatannya, pake aplikasi canva juga. Apakah ini petunjuk tuhan? hehe
Dari semua alasan itu, intinya aku ingin menjadi orang yang memiliki kemampuan khusus di bidang tertentu.
Karena sampai saat ini, aku masih belum menemukan bidang apa yang cocok dengan kepribadian dan yang bisa aku kuasai.
Mungkin dengan diary yang akan kumulai ini, hidupku lebih terarah dan tidak plin-plan ketika bingung harus mendalami bidang apa.
Dalam menulispun, aku belum ahli. Dalam blog seperti ini, masih belajar.
Ya mungkin aku hanya perlu berlatih secara rutin. Tapi selain malas. Bosan adalah penyakitku juga, dalam hal apapun.
Aku orangnya cepat bosan, konsistensi sangat enggan melekat di kepribadianku, itulah mengapa aku masih sulit menentukan apa sih bidang yang sebenarnya cocok denganku? Wkwk
Kamu bebas komentar kok terkait tulisanku ini, aku posting ini dengan public yang artinya aku siap kamu komentari. komentar tentang diarynya juga boleh hehe
Mungkin jika kamu punya motivasi yang cocok untuk keadaanku, bisa tulis di komentar 😊
Saya mau umur 30, masih bawa-bawa diary kemana-mana, Mbak. Tapi sekarang isinya to-do list sama catatan rapat 😂
BalasHapusSkrg aku juga faham kalau diary itu penting ka he
HapusDiary nih bikin lega pikiran lho. Tp aku lbh sering nulis di soamed utk pengalaman baik. Kl yg gak enak aku buang jauh2 hehe
BalasHapusIya, persepsi ku tentang diary skrg berbeda hehe
HapusWah sama. Sampe sekarang aku masih dilanda kegalauan terkait bidang apa yang harus kujalani :(
BalasHapusWah iyakah, kukira hnya akunya aja yg aneh hehe.
HapusAku ga pernah nulis diary kayaknya. Eh, ga tahu, lupaaaa. Seringnya nulis di kertas, pas lg butek bgt otaknya 😂 Btw mantap ya canva bisa buat mengkreasikan diary
BalasHapusKamu gk hrus nulis d diary kok wkwkw.
HapusDiary hanya sebagai penunjang aja.
Wkwkw.
Iya canva emang bagus bgt buat kreasi, yg paling pentingnya si gratis hihi
Kadang diary itu bs jd tempat berkeluh kesah ya, tanpa harus malu krn rasa percaya diri yg kurang.
BalasHapusAku terakhir nulis diary, SMP kayaknya ðŸ¤
Semangat terus teh Yul... terus berpikir positif, semoga setiap harinya bertambah baik ^^
BalasHapusBtw, diary itu sebuah media yang unyu-unyu gak sih? Hehehe
Semangat...... 💪💪💪
BalasHapus😄😄
Sama nih diaryaku jg beralih fungsi jadi planner
BalasHapusAku juga dahulu punya diary yang digembok itu heheh. Sekarang diarynya dalam bentuk notepad di hape. Hehehe.
BalasHapusSemoga target dan plan yg di buat tercapai yul
BalasHapus