Kata yang sangat ingin aku realisasikan namun selalu bertemu dengan kesulitan.
Kalian punya tabungan?
Fiks, kalian lebih baik d banding saya. Saya hanya bisa membayangkan saja memasukkan selembar atau sekoin logam uang dari sisa-sisa kebutuhan sehari-hari ke dalam celengan besar sampai penuh. Tentu saja itu tidak menghasilkan apa-apa.
Dulu saya pernah menabung, waktu saya kelas 2 Sekolah Dasar. Orang tua saya selalu menekankan kepada saya untuk tidak selalu membeli apa yang saya mau, tapi harus bijak dalam membeli apa yang saya butuhkan. Tapi saya bukan tipe anak baik yang selalu nurut apa kata orang tua, dan begitulah saya selalu gagal menabung untuk jangka waktu yang lama.
Tahu mitos nya tidak? Kalau orang yang lahirnya hari kamis, mereka suka plin-plan, Nah rasanya saya setuju. Dalam hal menabung saja, saya tidak sekonsisten orang lain, hanya berputar di tahap ada barang yang di suka-kumpulkan uang-beli barang tersebut-tabungan habis.
Waktu kecil, semangat untuk menabung adalah karena sedang bersaing dengan kakak saya yang usianya terpaut 2 tahun dariku. Kami selalu berusaha untuk memiliki tabungan paling banyak untuk dibanggakan di hadapan ibu dan ayah. Apalagi jika musim lebaran, baik adha maupun idul fitri, saya dan kakak saya selalu mendapat kan angpau dari sanak saudara yang kami temui untuk bersilaturrahmi. Namun lucunya, hasil tabungan kami selalu sama nominalnya. Ya kurasa wajar karena kami bersaudara maka jumlah uang yang diberikan pun pasti sama, paling yang membedakan jumlahnya hanya sekitar 1000 - 2000. Tapi itu tidak bertahan lama, ada keinginan, Habis lah tabungan.
Naik tingkat saat SMP, Masa-masa ingin menjadi seorang remaja masa itu membuat saya ingin memiliki sebotol parfum untuk saya pakai saat sekolah agar sama wanginya dengan teman-teman saya. Ibu memang menekankan agar saya pandai merawat diri, tapi beliau tidak membelikan bahkan sebotol parfum pun. Ibu bilang itu hanya buang-buang uang dan katanya saya bisa merawat diri tanpa parfum, namun saya berfikir sebaliknya bahwa parfum lah yang paling dibutuhkan. Sadar bahwa ibu tidak mungkin membelikan, maka saya menyisihkan uang saku untuk membeli sebotol parfum. Saya masih ingat, butuh waktu 1 minggu untuk mendapatkan uang senilai Rp. 20.000, seharga parfum yang saya inginkan.
Ya, prinsip menabung yang masih sama saat saya SD.
Tahun ini saya mulai menabung, mengingat saya sudah dewasa dan sudah di fase kuliah. Dan tujuan saya menabung adalah untuk bisa dipakai nanti KKN, karena menurut informasi yang saya dapat, biaya KKN itu tidak murah karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Akan sangat malu jika saya menerima semua biaya dari orang tua untuk kebutuhan itu, jadi setidaknya sebagian kebutuhan bisa saya penuhi sendiri. Namun naas nya, kemarin tabungan itu saya bobol, karena benar-benar kepepet tak punya uang untuk kebutuhan sekarang ini. Hidup jauh dari keluarga memang harus mandiri, pikirku. Meski ibu sering bertanya apakah saya masih punya uang atau tidak, saya tidak mengatakan sejujurnya karena saya tidak ingin membuat beliau khawatir dan akhirnya beliau berkata "alhamdulillah, ibu tenang mendengar nya juga". Ya ketenangan beliau lebih penting daripada tabungan yang saya bobol, itu kesimpulan saya.
Jadi, sekarang saya sedang memulai kembali dari awal untuk menabung ini. Entah sampai kapan bertahan tapi saya harap hasilnya bisa saya gunakan untuk KKN saya nanti. Aamiin...
#odop7
#kmp2
Aamiin... Semangat, Yul.
BalasHapusKamu anak yang baik, semoga Alloh senantiasa memudahkan urusanmu, Yul.
Terharu dan termotivasi. masyaallah
BalasHapus