Dulu ketika aku
kecil, waktu sehari semalam benar-benar terasa puas bahkan terkesan sangat lama
dan merasa tak sabar untuk segera berganti hari. Ya waktu yang ku habiskan
untuk selalu bermain dan bermain sangat banyak
dan sangat puas. Jika bulan
ramadhan tiba, di sanalah aku paling kesal untuk menunggu waktu agar segera
habis dan cepat-cepat menuju adzan magrib. Sangat aneh ketika mendengar
orang-orang dewasa yang mengatakan “kenapa waktu berjalan sangat cepat?” atau “tak
terasa sekali, waktu begitu cepat”, padahal menurutku (saat itu) waktu bergerak
sangat lambat.
Tapi seiring waktu
berjalan, aku pun mulai menginjak remaja, kemudian sampai pada usia saat ini
yang dimana aku sedang duduk di bangku kuliah, perlahan tapi pasti aku
merasakan bahwa waktu memang bergerak cepat. Jika waktu kecil aku merasa heran
kenapa waktu di anggap bergerak cepat, maka sekarang aku heran kepada
mereka-mereka yang masih berfikir jika waktu berjalan lambat. Dan ternyata
masalahnya bukan di sana lho, bukan di waktu nya, karena dari dulu sampai
sekarang waktu berputar dengan masa yang sama, masih 24 jam sehari.
Lalu kenapa
terasa berbeda ya?
Setelah otakku
di paksa untu berputar hingga membuat dahiku berkerut dann alisku bertemu,eh...
aku menarik kesimpulan dari hasil pikiranku. Yang menurutku, masalahnya ada di
aku, kamu atau kita, dan seberapa banyak kegiatan yang kita lakukan sebagai
kegiatan sehari-hari. Bukan pada waktu yang jelas-jelas putarannya selalu sama,
baik dulu maupun sekarang. menurutmu masalah apa yang bisa mempengaruhi pikiran
ku waktu kecil hingga berpikir bahwa waktu berputar lambat dan sekarang
berpikir bahwa waktu berputar sangat cepat?
Kegiatan,
adalah hal yang paling berpengaruh dalam mengubah pikiran masa kecilku. Dulu
(waktu kecil) kegiatan ku tidak lebih dari bermain dan bermain, hingga merasa
bosan dan bingung mau apa lagi hehe, dan tidak ada kegiatan yang merasa
belum ku selesaikan karena ya apa lagi gitu?. Nah beda lagi sekarang,
pasti saja dari hari-hari yang kulewati selalu ada pekerjaan atau kegiatan yang
belum selesai, entah itu karena lupa atau karena aku susah untuk me-manage
yang namanya waktu.
Jujur, aku
merasa menyesal ketika sadar akan waktu yang ku buang sia-sia. Seperti ketika
masa-masa sekolah, aku menyesal tidak belajar dengan sungguh-sungguh dan
menyepelekan waktu. Dan sesal itu terasa sekarang, tidak salah dengan
peribahasa yang mengatakan “penyesalan selalu datang terakhir”. Tapi
bukan alasan untuk tidak belajar juga di masa sekarang, tidak ada yang namanya
terlambat, aku hanya perlu memulai dan membenahi waktu agar tidak terbuang
sia-sia (lagi).
time is money,, faham sekarang mengapa disandingkan dengan uang😊
#KomunitasMenulisPemula2
#OneDayOnePost7
setuju sih kalo waktu jaman masih kecil berasa panjaaaang sekali daripada saat sudah besar seperti sekarang hhmm
BalasHapusiya kann ka,,
Hapusperubahan nya terasa y
apalagi makin menjadi tua, waktu semakin terasa cepat dan sia-sia saja. sering merasa sudah melakukan yang terbaik untuk setiap hal. sesering itu pula merasa semua yang dilakukan seperti tidak ada gunanya. seperti mendirikan benang basah atau memintal buih jadi permadani.
BalasHapusBtw aku tahu Teh Yuli sudah mulai rapi tulisannya, tapi untuk yg ini kayaknya agak tergesa ya Teh. paragraf ke 3 dan beberapa kata lainnya masih perlu disempurnakan.
Mantapppo
jadi ketika sudah mulai merasa tua, kita jadi peduli pada apa yang telah kita lakuan ya kang..
Hapushe berkat kg azwar ini, terimakasih kang
Betul betul betul. Kalau pepatah arab bilang "Alwaktu kal kassayf" waktu itu ibarat pedang, kalau kamu tidak menebasnya, maka dia yg akan menebasmu uhuuuk
BalasHapusDuuuh🙈
Hapusiya betul sekali ka, saking pentingnya yang namanya waktu itu
HapusKalau aku, dari kecil pun, waktu terasa cepat, Yul. Karena hari-hariku padat sama jadwal bantu Ayah (Rahimahulloh) di pabrik. Jadi, dari pulang sekolah langsung ke pabrik, selesai sore, mandi, ngerjain PR. Besoknya ya begitu lagi.. heuheu...
BalasHapusSubhanallah mulia sekali kak
Hapuswaktu nya benar2 bermanfaat sekali, aku tahu kakak ini sangat baik hati, terbukti dri keinginannya membantu ortu sejak dini
HapusAgaknya kesalahan menjadi pelajaran untuk lebih baik di masa mendatang 😊
BalasHapuskita memamg harus belajar dari kesalhan a, agar tdk terulang kembali :)
HapusAku pun setuju sama kak yul
BalasHapusaihhh setuju ae hehe
HapusSetuju kak, tidak ada kata terlambat. Lebih baim terlambat daripada tidak sama sekali.
BalasHapusyap yap yap hehe
HapusYg terpenting, sadar & segera memperbaiki, lebih baik daripada tdk sadar2 juga, wkwkw *ngomong apa sih gw
BalasHapuscieee udah makan ya kak, hehe
Hapusaku se7 :)
Sekarang fokusnya pada waktu yang masih tersisa dihadapan kita...semoga selalu jadi manfaat😇
BalasHapusiya ka.. semangat
HapusPenyesalan selalu datang belakangan
BalasHapussudah menjadi hukum alam ya ka
HapusSaat yang lain mengejar waktu, tulisan ini mengingatkanku untuk menghargai waktu dengan baik. Thanks pencerahannya yaa yuli
BalasHapusalhamdulilah jika bermanfaat
Hapussaliing mengingatkan aja ka:)
Waktu untuk dikenang. Waktu untuk meninggalkan jejak. Nice, kak...
BalasHapusterimakasih ka
Hapus